Jumat, 29 Januari 2016

Belajar Sistem Penglihatan


Oke guys,. Kali ini saya akan nge share ilmu tentang sistem penglihatan. Ya sekalilagi ini adalah ilmu, tidak perduli anda siapa atau bagai mana, yang jelas seseorang yang merasa sebagai manusia yang tentunya memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu atau yang merasa dirinya memiliki organ tubuh yang normal saya pikir perlu untuk mempelajari ilmu ini, apalagi anda sebagai orang yang bergelut dalam alur kesehatan,.. harus sadar diri tentunya.
Bagi rekan-rekan yang tidak biasa belajar, tidak perlu memulai sekaligus, bisa dibaca kata perkata atau kalimat perkalimat sebelum tidak sadarkan diri karena memaksakan untuk membaca materi ini.
Oke langsung saja,.. tidak usah panik, pelan-pelan saja,.. saya persembahkan materi dibawah ini,....


Sistem penglihatan

Mata adalah sebuah organ yang berperan sebagai alat input (pemasukan data) yang sangat penting bagi tubuh. Dengan mata, kita bisa menerima visualisasi semua objek yang ada di lingkungan kita. Hal tersebut memungkinkan kita berinteraksi dengan semua objek yang ada pada sekitar kita. Mata terdiri dari beberapa organ diantaranya:

1. Alis mata (super silia)
Alis mata adalah sekumpulan bulu halus yang tumbuh diatas kelopak mata. Fungsi dari super silia adalah untuk menjadi halang rintang cairan yang jatuh dari atas alis mata, semisal keringat yang muncul di pori-pori dahi ketika semakin banyak akan turuk kearah mata dan dihambat sementara oleh alis mata. Ketika kita merasa alis kita sudah banyak membendung air keringat, kita akan secara sepontan menyeka alis kita dari air keringat tetsebut. Ketika super silia tidak ada, air keringat tetsebut akan langsung mengalir ke mata tanpa hambatan terlebih dahulu.

2. Palpebra
Palpebra atau kelopak mata adalah sebuah lapisan kulit berlapis yang melindungi mata dan dapat digerakan sehingga dapat membuka dan menutup bola mata. Palpebra melindungi bola mata langsung dari benda asing atau rangsangan yang secara sadar membahayakan mata. Kelopak mata dapat bergerak menutup dan membuka karena memiliki otot yang disebut levator rektus. Levator rektus dipersarapi oleh salah satu saraf kranial yakni okulomotorius (Nerfus Cranialis III).

Palpebra dibagi menjadi dua bagian, kelopak mata bagian atas disebut dengan palpebra superior dan bagian bawah disebut dengan palpebra inferior. Akan tetapi hanya bagian palpebra superiorlah hanya memiliki otot untuk menggerakannya.

3. Silia
Silia atau bulu mata adalah sederetan bulu yang tumbuh pada ujung palpebra yang terdiri dari silia superior (bulu rambut atas) dan silia inferior (bulu rambit bagian bawah). Silia berfungsi untuk menyaring benda asing yang dapat secara langsung dapat mengiritasi mata seperti kotoran, debu, bulu dan benda lainnya. Meskipun demikian silia hanya dapat menyaring benda-benda asing yang ukurannya tidak lebih kecil daripada jarak deretan bulu silia itu sendiri. Normalnya bulu silia tumbuh melentik menjauhi mata (mengarah kebagian atas pada silia superior dan mengarah kebawah pada silia inferior).

4. Konjungtiva
Konjungtiva adalah sebuah selaput transparan tipis yang membungkus bola mata. Selaput ini melapisi mulai dari bagian dalam palpebra, permukaan bola mata dan ujung palpebra lainnya. Selaput ini memungkinkan bola mata dan permukaan bagian dalam pada palpebra terlapisi sehingga tidak berkontak langsung dengan benda-benda asing yang terdapat di luar bahkan udara. Selain itu konjungtiva juga melapisi pembuluh darah kecil yang memperdarahi bagian sklera dan palpebra sehingga benda-benda kecil di udara tidak akan mudah mengiritasinya.

5. Sklera
Jika dilihat secara langsung sklera merupakan bagian area putih pada bola mata. Bagian ini merupakan jaringan fibrosa pada bagian terluar bola mata yang cukup kuat untuk menahan tekanan dari luar mata. Sklera melapisi mata mulai dari bagian belakang saluran saraf dan pembuluh darah sampai kebagian depan berbatasan dengan kornea (bagian bening sklera).

6. Kornea
Kornea adalah lapisan sklera yang berwarna bening pada bagian tengah bola mata. Karena bentunya yang bening memungkinkan jaringan dan organ bagian dalam mata dapat terlihat. Selain itu dengan bentuk yang transparan juga sehingga cahaya yang dipantulkan oleh setiap benda di luar dapat masuk kedalam bola mata.

Bentuk seklera normalnya berbentuk melengkung dan simetris atas kebulatannya. Kelainan bentuk yang kurang melengkung atau kurang simetris akan menyebabkan kelainan dalam pemokusan cahaya kedalam mata dan memberatkan kerja lensa dalam memokuskan cahaya.

7. Iris
Iris adalah jaringan berbentuk cincin pada bagian bawah kornea yang memiliki pigmen warna. Pigmen warna ini membuat setiap orang dengan berbeda ras dapat memiliki warna yang berbeda-beda.

Iris berfungsi mengontrol jumlah cahaya yang masuk agar jumlah cahaya tetap selalu konstan. Jumlah cahaya harus disesuaikan karena mata memiliki kapasitas cahaya untuk melihat secara jelas. Hal tersebut membuat pupil harus mengecil ketika kita berada pada lingkungan yang terang dan sebaliknya harus melebar untuk mengijinkan cahaya lebih banyak masuk pada ruangan dengan sedikit cahaya.

8. Pupil
Pupil adalah sebuah lubang yang terbentuk oleh lingkarang pupil dan permukaan lensa. Pupil dapat mengecil (kontriksi) dan membesar (dilatasi) karena otot iris yang berkontraksi dan berdilatasi.

9. Lensa
Lensa merupakan sebuah jaringan yang berbentuk cembung dan bersifat elastis. Lesa berperan penting untuk akomodasi mata (kemampuan mata dalam melihat jarak dekat dan jauh). Normalnya untuk bisa melihat benda secara jelas, sebuah cahaya yang dipantulkan oleh benda tetsebut harus jatuh membentuk sebuah titik fokus di retina. Akan tetapi setiap benda dengan jarak yang berbeda-beda memiliki titik fokus yang berbeda-beda terhadap mata. Oleh sebab itu lensa harus bisa menyesuaikan ketebalannya untuk memokuskan cahaya yang dipantulkan oleh benda yang ingin kita lihat pada retina (sel saraf mata).

Lensa dikelilingi oleh ligamen yang mengikatnya agar selalu diam ditempatnya. Dan ligamen itu terikat pada otot-otot siliar yang membuat lensa semakin cembung ketika berkontraksi dan menjadi cekung ketika berelaksasi. Otot silisar dipersarafi oleh saraf parasimpatis yang menjalar bersama saraf cranial ke III. Sama dengan bagian organ lainnya, ketika ada saraf para simpatis yang memacu atau menghambat kerja sebuah organ atau jaringan pasti ada pasangannya yaitu saraf simpatis yang pada sistem ini menyebabkan otot siliar berelaksasi. Meskipun demikian, saraf simpatis tidak terlalu berperan besar dalam merelaksasikan otot siliar, karena ketika saraf parasimpatis berhenti terpacu maka dengan sendirinya otot ini akan berelaksasi dan dengan keelastisan lensa, lensa bisa kembali ke bentuknya semula menjadi lebih datar tanpa dipacu apapun.



10. Retina
Retina adalah sebuah kumpulan sel-sel yang sangat sensitif terhadap cahaya. Retina terdapat pada lapisan paling dalam rongga bola mata. Cahaya yang datang dan dikumpulkan oleh lensa akan membentuk sebuah titik fokus pada retina yang kemudian akan dibawa oleh serabut saraf mata yang disebut Nerfus optikus (nerfus cranialis II) menuju otak pada bagian lobus oksifitalis. Dari sana bayangan tersebuat akan diterjemahkan menjadi sebuah fisualisasi seperti apa yang kita lihat sekarang ini.
Dalam reti ini memiliki dua jenis sel yang berperan langsung terhadap penglihatan yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang berfungsi untuk membedakan warna terang dan warna gelap. Sedangkan sel kerucut berperan penting terhadap membedakan perbedaan warna dari setiap objek yang ada di dunia ini. Dalam retina terdapat sebuah bintik kecil yang memiliki sel kerucut yang sangat padat yang disebut dengan Macula Fofea. Kepadatan sel kerucut ini membuat bayangan yang jatuh pada titik ini akan terlihat sangat jelas, oleh sebab itu bagian ini disebut juga pusat penglihatan. Sedangkan untuk bagian diluar titik kecil ini akan membentuk sebuah bayangan kabur.

11. Choroid
Choroid merupakan sebuah lapisan yang kaya akan pembuluh darah yang mengandung nutrisi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada mata. Lapisan ini berada diantara retina dan sklera. dan lapisan ini melapisi hampir seluruh bagian mata kecuali area kornea.

12. Cairan mata
Mata memiliki dua jenis cairan yang terdapat pada dua rongga. Kedua rongga tersebut terpisahkan oleh batasan lensa. Adaun diantaranya cairan yersebut:



a. Aqueus humor
Aqueus humor adalah cairan yang terletak pada sebelah depan lensa dan mengisi rongga kornea. Cairan ini sedikit lebih kental daripada air biasa dan berbentuk bening. Aqueus humor dihasilkan oleh badan siliar tepatnya terletak di belakang iris. Tekanan pada rongga kornea ini akan selalu konstan dikarenakan kelebihan cairan aqueus homor akan diabsorpsi oleh kanalis sclemm yang terletak pada perbatasan kornea dan sklera di depan pupil. 
Cairan yang diabsorpsi oleh kanalis sclemm akan dialirkan pada vena aqueosus dan mengalir ke vena ekstra okular (vena luar mata) pada sub konjungtiva lapisan antara luar bola mata dan dibawah selaput konjungtiva.

b. Humor vitreus
Humor vitreus adalah cairan yang mengisi rongga terbesar mata (korfus vitreus) dan membentuk dari kebulatan mata. Humor vitreus memiliki kekentalan yang lebih tinggi daripada aqueus humor dan memiliki karaktetistik yang bening sehingga memungkinkan cahaya masuk ke retina. Cairan ini dihasilkan melalui proses filtrasi dan absorpsi oleh pembuluh darah retina. Kekurangan dan kelebihan cairan ini akan menyebabkan perbedaan yekanan pada pembuluh darah retina dan humor vitreus sehingga keseimbangan akan diperoleh.



Bagi rekan-rekan yang merasakan efek sedatif akan nikmatnya belajar dan masih merasa kurang akan artikel materi yang saya buat. Teman-teman bisa melihat langsung sumber aslinya di buku referensi yang saya lampirkan nanti. Tidak usah kaget melihat tebal bukunya karena teman-teman hanya membutuhkan untuk membaca salah satu babnya yang tidak lebih dari 11 halaman.

Tapi bagi rekan-rekan merasa apa yang saya sajikan sedikit berbeda dengan apa yang ada dibuku, mohon dimaafkan. Karena disini saya berusaha menerjemahkan bahasa ghaib yang telah dituliskan dalam buku tersebut.


Ya silahkan di visit buku sumbernya:


Sumber: FISIOLOGI KEDOKTERAN edisi 11, Pengaranag : Arthur C. Guyton, MD, dan John E. Hall, Phd.

2 komentar: